Beberapa waktu terakhir kita dihebohkan dengan beredarnya kabar ada bawang merah palsu yang masuk ke pasar Indonesia. Bawang merah ini diimpor secara ilegal dari India dan dijual dengan harga murah.

Bawang merah palsu pada dasarnya adalah bawang bombai dengan ukuran kurang dari 5 sentimeter atau bawang bombai mini. Bawang ini dinilai sebagai bawang reject atau tidak lulus uji standar.

Sebenarnya, Menteri Pertanian telah menetapkan bahwa impor bawang bombai berukuran kurang dari 5 sentimeter telah ditutup. Pasalnya bentuk bawang ini menyerupai bawang merah lokal dan berpotensi mengelabui calon pembeli dan merugikan petani lokal. Diperkirakan kerugian yang diderita oleh para petani akibat keberadaan bawang merah palsu ini mencapai 5,8 trililun rupiah. Selain itu sekalipun harga jualnya murah, konsumen pun tetap dirugikan karena rasa dan aroma bawang ini tidak sesedap bawang merah lokal.

Dari segi kesehatan, sejauh ini belum diketahui apakah kandungan dalam bawang merah palsu ini dapat membahayakan bagi tubuh. Hal tersebut masih ditelusuri hingga saat ini dan perlu pemeriksaan di laboratorium. Meski demikian, anda harus tahu cara membedakan bawang merah palsu dengan bawang merah lokal asli. Beberapa hal berikut adalah perbedaan antara bawang merah palsu dengan bawang merah lokal yang telah disampaikan oleh pemerintah:

  1. Siung. Bawang merah lokal memiliki siung, sementara bawang merah palsu tidak memiliki siung. Bawang merah lokal memiliki dua hingga lima siung sementara bawang merah palsu umumnya satu siung.
  2. Kadar air. Bawang merah palsu memiliki kadar air lebih tinggi atau termasuk dalam jenis bawang basah. Sementara bawang merah lokal cenderung lebih padat dan kering.
  3. Aroma. Bawang merah lokal memiliki aroma lebih kuat, sementara bawang merah palsu cenderung tidak beraroma.
  4. Olahan. Karena memiliki lebih dari satu siung dengan lapisan tipis, bawang merah lokal tidak dapat diolah menjadi onion ring. Sementara bawang bombai mini dapat dijadikan onion ring. Bawang merah lokal lebih pas dibuat sebagai bawang goreng.
  5. Kulit. Saat kulit bagian luar terkelupas, bawang merah palsu memiliki warna lebih gelap sementara bawang merah lokal cenderung lebih pucat.
  6. Aroma. Ketika digoreng, bawang merah lokal akan mengeluarkan aroma dan rasa yang sedap namun tidak demikian dengan bawang merah palsu.
  7. Harga. Harga jual bawang merah palsu lebih murah dibandingkan bawang merah lokal.

Kasus ini memang masih terus ditelusuri untuk diselesaikan. Sejauh ini, Kementerian Pertanian telah melakukan audit terhadap perusahaan-perusahaan importir bahan pangan. Bagi  mereka yang diketahui terlibat melakukan impor bawang merah palsu ini akan dikenai sangsi berupa sangsi blacklist dan tidak boleh melakukan usaha di bidang pangan. Perbuatan yang mungkin menguntungkan bagi sekelompok orang ini telah merugikan ratusan juta penduduk Indonesia.

Bawang merah palsu memang lebih murah dan terkesan menguntungkan bagi para pembeli. Dampak terhadap kesehatan pun masih belum dapat dibuktikan oleh dinas kesehatan. Namun, sebenarnya saat anda membeli dan menggunakan bawang merah palsu, banyak pihak yang dirugikan, seperti petani lokal, diri kita sendiri, dan lebih jauh lagi perekonomian negara. Karena itu, tetaplah waspada. Saat membeli bawang merah perhatikan baik-baik struktur dan aromanya. Pastikan yang anda konsumsi benar-benar bawang merah lokal yang asli. Sebarkan pula informasi ini kepada tetangga atau kerabat agar tak ada lagi yang keliru membeli bawang merah palsu.

Sumber : klikdokter.com