Dalam kehidupan sehari-hari, ada beberapa kebiasaan yang kita anggap normal sebagai orang Indonesia. Hampir semua penduduk Nusantara melakukannya, atau se’enggaknya wajar saja ketika orang-orang di sekitar mereka melakukannya. Tapi gimana ya kalau orang-orang luar negeri menyaksikan kebiasaan kita sehari-hari?

1. Makan Cabai Rawit Mentah-Mentah

Kebanyakan dari kita orang Indonesia suka sekali makan cabai rawit secara langsung, khususnya kalau lagi makan gorengan ataupun lagi makan mie goreng. Di luar negeri cabai biasanya selalu diolah terlebih dahulu sebelum dimakan.

2. Makan Pakai Tangan
Dari ujung ke ujung kepulauan Indonesia, hampir semuanya pada awalnya makan menggunakan tangan kosong. Ya, itu sebelum kultur makan menggunakan sendok berlaku disini. Makan dengan tangan memang memiliki tambahan kenikmatan tersendiri. Hal ini dianggap aneh oleh teman – teman bule kita yang biasanya sering makan menggunakan pisau, garpu dan sendok.

3. Rasanya Belum Makan, Kalau Belum Makan Nasi
Nasi bagi kebanyakan dari kita sudah menjadi makanan pokok sehari-hari. Memang, kita sering ngemil martabak, roti, spaghetti atau makanan apapun hingga kenyang. Tetapi kalau ditanya ‘udah makan belum?’ kita akan menjawab belum, tadi cuma makan roti belum makan (nasi)’!

4. Harus Makan Pakai Sambal
Mungkin tidak semua dari kamu, tetapi akuilah bahwa memang orang Indonesia akan kerepotan mencari cabai atau sambal setiap kali kalian makan bersama. Cabai memiliki rasa yang begitu pedas sehingga cukup mengherankan bagi teman-teman non-Indonesia kita ketika kita menginginkan cabai dengan penuh sukacita.

5. Menunjuk Pakai Jempol Untuk Bersikap Sopan
Orang luar negeri kebanyakan bertanya mengapa orang di Indonesia (khususnya Suku Jawa) memiliki kebiasaan menunjuk dengan jempol, bukannya jari telunjuk. Menurut mereka, hal ini cukup memusingkan karena arah yang ditunjuk dengan jari itu menjadi kurang jelas. Sedangkan menurut kita menunjuk dengan jempol dilakukan untuk memperlihatkan sikap yang sopan dengan lawan bicara.

6. Sakit ‘Masuk Angin’
Orang bule sering terheran-heran dengan penyakit yang sering kali melanda kita sebagai orang Indonesia, yaitu sakit ‘masuk angin’. Apa sih sebenarnya masuk angin itu?
Mereka terkadang juga segan dan bingung ketika diingatkan untuk menggunakan jaket pada malam hari. Bagi mereka, terpapar udara dingin itu udah biasa! Ujungnya, saran untuk memakai jaket supaya tidak masuk angin pun hanya berlaku bagi orang Indonesia aja.

7. Kerokan
Kerokan merupakan suatu bentuk penyembuhan yang mengerikan bagi orang luar negeri. Kayak bekas dicambuk, kali! Kalau orang Indonesia biasa dikerokin sebagai solusi masuk angin, menurut mereka itu hanyalah efek placebo saja.

8. Mandi Sehari Dua Kali
Gila, orang Indonesia memang super rajin dalam hal kebersihan. Dari kecil, kita selalu diajari mandi minimal dua kali sehari. Di Indonesia, suhu udara memang begitu panas dan tingkat kelembaban udaranya tinggi. Tubuh pun jadi gampang berkeringat dan kamu jadi riskan bau kalau nggak mandi.
Beda halnya dengan mereka yang dibesarkan di lingkungan yang bersuhu dingin. Mereka bisa cuma mandi sekali sehari, atau bahkan sekali seminggu!

9. Masih SD Udah Punya Handphone
Penggunaan teknologi oleh orang-orang Indonesia kadang sedikit berlebihan. Gimana nggak? Anak-anak sedari SD sudah punya HP sendiri. Kadang bukan cuma satu, tapi dua! Sementara, orang dewasa bisa punya sampai tiga ponsel yang berbeda.

10. Jarang Memiliki Nama Keluarga
Hanya ada beberapa suku di Indonesia yang menggunakan nama belakang secara turun temurun, seperti Suku Batak atau Minahasa. Suku-suku yang lain biasanya sangat santai dalam memberikan nama anak. Satu keluarga Indonesia bisa punya nama belakang yang berbeda semua!

11. Salah Kaprah Tentang Atheisme
Ada banyak orang Indonesia yang begitu saja menganggap orang atheis dan komunis sama. Padahal asal kamu tahu, atheisme dan komunisme adalah aliran pemahaman yang berbeda: satu tentang ketuhanan, dan yang lain tentang ekonomi. Tentu saja perilaku kita yang menyamakan keduanya akan membingungkan para Atheis yang berasal dari negara-negara liberal, seperti Amerika Serikat dan Eropa Barat.

12. Sangat Kepo Dan Sering Tanya, ‘Udah Punya Pacar?’, “Kapan Nikah?”
Wajah orang luar negeri — terutama mereka yang berkulit putih — sering kita pandang sebagai wajah yang ganteng dan cantik. Kebiasaan kita yang ceplas ceplos pun mendorong kita untuk bertanya pada mereka: ‘Kamu punya pacar?’

Padahal, pertanyaan macam ini bagi mereka tidak sopan dan tidak perlu ditanyakan. Apalagi kalau kamu belum kenal mereka benar-benar. Kalau memang mau kepo, kamu bisa tanyakan hal-hal yang lebih netral — seperti ‘darimana kamu berasal?’ ‘bagaimana rasanya tinggal di Indonesia?’ dan lain sebagainya.

13. Tinggal Serumah Bersama Orang Tua
Bagi kita orang Indonesia, menjadi wajar ketika kita yang belum menikah untuk tinggal seruah dengan orang tua. Itu pun jika kondisinya tidak terpaksa sekali untuk merantau dan bekerja di luar kota. Nah bagi orang luar negeri hal ini cukup aneh, karena pada umumnya mereka yang sudah dianggap dewasa (yang berumur duapuluhan awal) akan merasa malu dan sudah sepantasnya tinggal di rumah sendiri untuk hidup mandiri, entah sudah menikah atau belum.

14. Angkutan Publik Suka ‘Ngetem’
Kamu tau kan ngetem? Ngetem adalah momen dimana supir dari angkutan publik yang kita naiki memutuskan untuk menghentikan kendaraannya dalam waktu yang cukup lama untuk berharap bahwa nantinya akan ada tambahan orang yang menjadi penumpang. Nah, hal ini memang mengesalkan bagi kita semua, tetapi paling tidak kita sudah wajar terhadap hal ini. Lain halnya dengan orang dari negara maju yang biasa menggunakan angkutan publik yang tertib dan disiplin waktu.

15. Gunakan Tangan Kanan
“Ayo adik, pakai tangan manisnya!” adalah ucapan yang sering kita dengar sewaktu kecil. Yap! Untuk memberikan barang atau salaman, kita terbiasa selalu menggunakan tangan kanan. Sepertinya itu sudah tertanam di alam bawah sadar kita, sampai kita merasa sedikit bersalah ketika lupa menggunakan tangan kanan.

16. Kesurupan
Kita sering mengaitkan kesurupan dengan hal-hal yang berbau mistis. Sedangkan orang luar negeri yang lebih rasional akan menganggap ini hanyalah sebuah mass hysteria, alias sebuah kelainan kondisi psikologis seseorang.

Sumber: www.hipwee.com