Peluang terjadi kanker telah naik hingga 3-4 kali lipat lebih banyak, ketika seseorang tinggal dekat BTS tower atau GSM tower, saat memakai 3G atau 4G. Sementara BTS tower 5G akan lebih tersebar dimana-mana dan sangat dekat jaraknya dengan pemukiman warga dibanding saat memakai 3G atau 4G .

Pada Maret 2018 lalu, sebanyak 237 ilmuwan telah menandatangani banding ke PBB dan meminta untuk mengambil risiko yang ditimbulkan oleh radiasi elektromagnetik yang lebih serius!


Semakin maju teknologi, semakin manusia dapat dipantau, bahkan diatur. Misal saja “smart power” (listrik pintar) yang dapat mengetahui dan memantau aktifitas anda di rumah, alat elektronik apa yang telah atau sedang anda gunakan, waktu penggunaan, berapa jumlah watt yang terpakai dan lainnya.

Misalnya juga teknologi “smart TV” (TV pintar) yang oleh pihak-pihak jahat, bisa diretas untuk dapat tetap mendengar, melihat dan memata-matai aktifitas anda, walau TV sudah dimatikan.

Atau “smart car” (mobil pintar) yang berbasis komputer dan GPS yang juga dapat diretas hingga bisa mengetahui posisi mobil anda, mengontrol kemudi bahkan hingga rem mobil anda dari jauh.

Dan kini, teknologi telekomunikasi selular dunia menggadang-gadang hadirnya teknologi jaringan telepon seluler atau “mobile phone generations” bernama 5G pada semua operator, yang pada masa lalu kita telah merasakan generasi telpon selular sebelumnya, yaitu 1G, 2G, 3G dan 4G. 

Kehebatan teknologi 5G adalah, internet akan menjadi lebih cepat hingga 1000 kali lipat lebih cepat dibanding 4G.Teknologi 5G memiliki frequensi yang sangat tinggi 24-90 Ghz bahkan lebih, padahal sebelumnya 4G hanya 1-3 Ghz.

Istilah “5G” atau Fifth Generation (generasi kelima) adalah fase berikutnya dari standar telekomunikasi seluler melebihi standar 4G. Teknologi generasi kelima ini diliris untuk sistem operasi seluler mulai 2019 – 2020.

5G Menggunakan Gelombang MMW

Pemancar-pemancar berbahaya ini ada di setiap tiang lampu, tiang listrik, rumah dan wilayah bisnis di seluruh lingkungan, desa dan kota.

Teknologi 5G menggunakan gelombang milimeter (millimeter waves/ MMWs) yang memiliki panjang gelombang seukuran milimeter atau bahkan kurang dari 1 milimeter.

MMW termasuk dalam gelombang radio jenis Tremendously High Frequency (Frekuensi sangat teramat tinggi) atau disebut juga dengan singkatan T-rays, T-waves, T-light, T-lux atau THz yang mana gelombang ini memiliki pancaran radiasi.

Oleh karenanya, gelombang ini juga disebut sebagai gelombang Terahertz Radiation atau Submillimeter Radiation, atau Terahertz Waves.

MMW memiliki kelemahan, yaitu tidak terpancar atau berjalan dengan baik melalui bangunan dan cenderung diserap oleh hujan dan tanaman.

Oleh karenanya sinyalnya akan terganggu. Selain itu, gelombang frekuensi tinggi seperti MMW juga memiliki panjang gelombang jauh lebih pendek yang tidak dapat melakukan perjalanan jauh.

Untuk mengatasi masalah ini 5G akan menggunakan stasiun-stasiun pemancar penguat (repeater) yang fisiknya lebih ringkas dan kecil, namun sangat kuat (dan teknologi beamforming) yang akan memancarkan komunikasi paket data pada jalur yang harus tanpa gangguan, dan pastinya akan berada dekat dengan rumah dan lingkungan kita.

Pemancar-pemancar dengan kekuatan besar layaknya microwave dan berbahaya ini bisa jadi akan ada di setiap tiang lampu, tiang listrik, rumah dan wilayah bisnis di seluruh lingkungan, desa dan kota. Berikut ini tentang studi yang dilakukan sampai saat ini, yaitu 11 alasan untuk diperhatikan:

1. Gelombang yang jauh lebih padat dari “Electrosmog”

Electrosmog adalah istilah untuk hubungan antara “radiasi elektromagnetik dan kesehatan”. Kita akan dihujani oleh frekuensi yang sangat tinggi pada intensitas rendah, berjarak dekat hingga menciptakan frekuensi yang “sangat kental” bagai sup electrosmog yang lebih padat dan lebih rumit.

Untuk bekerja dengan kisaran gelombang MMW yang lebih tinggi dalam 5G, antena yang dibutuhkan lebih kecil. Beberapa ahli mengatakan antena sekecil 3 mm x 3 mm. Intensitas rendah untuk efisiensi, dan untuk mengatasi gangguan sinyal dari hambatan alami dan atau hambatan buatan manusia, misalnya seperti gedung.

2. Efek pada kulit

Kekhawatiran terbesar adalah bagaimana paparan panjang gelombang 5G yang baru ini akan mempengaruhi kulit. Tubuh manusia memiliki antara dua hingga empat juta saluran keringat.

Dr. Ben-Ishai dari Hebrew University, Israel menjelaskan bahwa saluran keringat kita bertindak seperti “susunan antena heliks ketika terpapar pada panjang gelombang ini,” yang berarti bahwa kita menjadi lebih konduktif.

Sebuah studi di New York baru-baru ini yang bereksperimen dengan gelombang 60 GHz menyatakan bahwa “analisis kedalaman penetrasi menunjukkan bahwa lebih dari 90% daya yang ditransmisikan diserap dalam lapisan epidermis dan dermis pada kulit.”

Efek dari MMWs seperti yang dipelajari oleh Dr. Yael Stein dari Hebrew University dikatakan juga menyebabkan rasa sakit pada fisik manusia ketika nociceptor manusia mulai terkena karena mengenali gelombang ini sebagai rangsangan yang merusak. Jadi kita akan melihat kemungkinan banyak penyakit kulit dan kanker serta rasa sakit fisik pada kulit manusia ke depannya.

3. Efek pada Mata

Sebuah studi tahun 1994 menemukan bahwa paparan radiasi gelombang mikro milimeter (MMW) yang rendah menghasilkan kekaburan lensa mata pada tikus, yang terkait dengan munculnya katarak.

Eksperimen yang dilakukan oleh Medical Research Institute dari Kanazawa Medical University menemukan bahwa frekuensi 60 GHz “…antena gelombang milimeter dapat menyebabkan cedera termal pada berbagai jenis level. Efek termal yang disebabkan oleh gelombang milimeter tampaknya dapat menembus di bawah permukaan mata.”

Sebuah penelitian di Cina tahun 2003 juga menemukan kerusakan pada sel-sel epitel lensa kelinci setelah 8 jam terpapar dengan radiasi gelombang mikro dan sebuah penelitian tahun 2009 yang dilakukan oleh College of Physicians and Surgeons di Pakistan menyimpulkan bahwa Electro-magnetic field (EMF) yang dipancarkan oleh ponsel menyebabkan kekacauan diferensiasi retina pada embrio ayam.

4. Efek Pada Jantung

Sebuah studi di Rusia pada 1992 lalu telah menemukan bahwa frekuensi dalam kisaran 53-78 GHz (yang diusulkan 5G untuk digunakan) berdampak pada variabilitas detak jantung (indikator stres) pada tikus.

Studi oleh Rusia lainnya adalah tentang katak, yang kulitnya telah terpapar MMW, mereka menemukan perubahan denyut jantung (aritmia) pada katak.

Akibat hal ini maka ditakuti bahwa kisaran gelombang yang diusulkan dipakai untuk 5G  dapat menyebabkan serangan jantung pada manusia. Oleh sebab itu, Rusia melarang 5G di negaranya.

5. Efek Sistem Kekebalan Tubuh

Sebuah penelitian di Rusia tahun 2002 meneliti efek paparan radiasi gelombang mikro 42 HGz pada darah tikus sehat. Disimpulkan bahwa “paparan seluruh tubuh tikus yang sehat terhadap EHF EMR intensitas rendah memiliki efek mendalam pada indeks kekebalan nonspesifik (nonspecific immunity)”.

6. Efek pada Tingkat Pertumbuhan Sel

Sebuah studi di Armenia pada 2016 mengamati gelombang MMW pada intensitas rendah, mencerminkan lingkungan masa depan yang disebabkan oleh 5G.

Studi yang mereka dilakukan pada bakteri E-coli dan bakteri lain, menyatakan bahwa gelombang mikro telah menekan pertumbuhan mereka serta “mengubah sifat dan aktivitas” sel.

Kekhawatirannya adalah bahwa itu akan melakukan hal yang sama pada sel manusia, yaitu: mengubah sifat dan aktivitas manusia.

7. Efek pada Resistensi Bakteri

Studi di Armenia yang sama, juga menunjukkan bahwa efek MMW terutama pada air, membran plasma pada sel, dan juga genom. Mereka telah menemukan bahwa interaksi MMW dengan bakteri mengubah sensitivitas mereka terhadap “bahan kimia aktif biologis yang berbeda, termasuk antibiotik.” Lebih khusus lagi, kombinasi MMW dan antibiotik menunjukkan bahwa itu mungkin mengarah pada resistensi antibiotik pada bakteri.

Temuan inovatif ini dapat memiliki efek magnum pada kesehatan manusia karena bandwidth diluncurkan secara nasional. Kekhawatirannya adalah bahwa kita mengembangkan resistensi yang lebih rendah terhadap bakteri, akibatnya sel kita menjadi lebih rentan, dan kita menjadi lebih rentan juga terhadap penyakit.

8. Efek pada Kesehatan Tumbuhan

Salah satu fitur dari 5G adalah bahwa MMW sangat rentan diserap oleh tanaman dan hujan.

Manusia dan hewan sama-sama mengonsumsi tanaman sebagai sumber makanan. Efek MMW terhadap tanaman dapat tertinggal dan berbekas, dan tidak aman untuk dikonsumsi.

Ingat dan pikirlah kimia GMO di steroid, atau kimia chemtrails di udara. Maka, air akan jatuh dari langit ke tanaman yang telah terpapar gelombang MMW ini, juga akan di iradiasi.

Sebuah studi 2010 pada pohon Aspen menunjukkan bahwa paparan frekuensi radio menyebabkan daun menunjukkan gejala nekrosis (necrosis symptoms).

Studi di Armenia lainnya menemukan bahwa MMW dengan intensitas rendah “memohon perubahan spektrum isoenzim peroksidase (peroxidase isoenzyme) dari tunas gandum.” Peroksidase adalah protein stres yang ada pada tanaman. Indikasinya adalah bahwa 5G akan sangat berbahaya bagi tanaman.

9. Efek pada Atmosfer dan Menipisnya Bahan Bakar Fosil

Implementasi dari jaringan nirkabel global 5G membutuhkan peluncuran roket untuk menyebarkan satelit untuk 5G.

Satelit ini memiliki umur yang pendek yang akan membutuhkan penyebaran lebih banyak dari apa yang saat ini kita lihat atau sebelumnya.

Jenis baru dari mesin roket hidrokarbon yang diperkirakan akan memberi daya pada armada roket sub-orbital akan memancarkan karbon hitam yang “..dapat menyebabkan perubahan yang berpotensi signifikan dalam sirkulasi atmosfer global dan distribusi ozon dan suhu..” menurut sebuah studi di California 2010. Knalpot roket solid state mengandung klorin yang juga menghancurkan ozon!

Efek pada ozon dianggap lebih buruk daripada paparan CFC pada saat ini. Proyek Google bernama Project Loon dikatakan membawa internet ke daerah pedesaan yang sulit mengakses internet dengan menggunakan balon helium. Tapi balon ini hanya memiliki umur 10 bulan. Kami melihat banyak helium yang digunakan di sini, lebih dari apa yang dapat kami miliki di Bumi!

10. Gangguan Ekosistem Alam

Populasi lebah yang menurun juga dikatakan terkait dengan radiasi EMF yang tidak terionisasi.

Sejak tahun 2000, ada laporan tentang burung-burung yang meninggalkan sarangnya akibat masalah kesehatan seperti kerontokan bulu.

“Kerontokan atau kurangnya bulu yang tumbuh, masalah pergerakan, berkurangnya kemampuan bertahan hidup dan kematian,” kata peneliti Alfonso Balmori.

Spesies burung yang dipengaruhi oleh level rendah ini, radiasi gelombang mikro non-pengion adalah House Sparrows (burung gereja), Rock Doves (merpati), White Storks (kuntul putih), Collared Doves (puter) dan Magpies (kacer).

Tapi menyangkut hal ini bukan hanya burung. Populasi lebah yang menurun juga dikatakan terkait dengan radiasi EMF yang tidak terionisasi ini. Maka hal ini mengurangi kemampuan bertelur ratu lebah yang mengarah pada penurunan kekuatan koloni.

Sebuah studi yang dilakukan oleh Loyola College di Chennai pada 2012 menyimpulkan bahwa dari 919 studi penelitian yang dilakukan pada burung, tanaman, lebah, dan hewan serta manusia lainnya, 593 di antaranya menunjukkan dampak dari radiasi RF-EMF. Akibatnya, maka 5G akan menambah efek dari electrosmog ini.

11. Sebagian Besar Studi 5G Menyesatkan (Misleading)

5G akan menggunakan gelombang milimeter yang berdenyut (pulse) untuk membawa informasi. Tetapi seperti yang ditunjukkan oleh Dr. Joel Moskowitz, sebagian besar studi 5G menyesatkan karena dianggap tidak mendenyutkan gelombang. Hal ini penting karena penelitian pada gelombang mikro sudah memberi tahu kita bagaimana gelombang berdenyut (pulsed waves) memiliki efek biologis yang lebih mendalam pada tubuh makhluk hidup termasuk manusia, dibandingkan dengan gelombang tak-berdenyut (non-pulsed waves). Studi sebelumnya, misalnya, menunjukkan bagaimana frekuensi berdenyut menyebabkan toksisitas gen (gene toxicity) dan untai DNA pecah!!(indocropcircles.wordpress.com)