Di era modern saat ini, banyak kaum muda maupun tua tidak ingin ketinggalan zaman. Berubahnya era dan transisi zaman, pola gaya hidup menjadi labil dan susah di adaptasi dengan masuknya bebagai budaya barat. Imbasnya banyak pola gaya hidup yang tidak baik dewasa ini pada kalangan masyarakat. Dengan banyaknya budaya dari barat yang masuk, masyarakat Indonesia dengan sifat keterbukaannya dengan antusias menyambut “tatanan” baru dari barat. Semua di ambil begitu saja tanpa tahu mana yang baik dan tidak baik untuk jangka panjang dan masa depan Indonesia.

Di suatu kota metropolitan dan angka jarum menunjukan pukul 20:00, disaat itu anak remaja, dewasa, baik wanita maupun pria bersiap-siap untuk menikmati dunia yang sebenarnya. Pergi ke suatu rumah bangunan dengan pencahayaan yang minim yang di sertiap sudutnya terdapat sofa yang lebar cukup untuk 3 orang. Dan hampir di seluruh sudut ruang itu terdengar musik tanpa vocal inti. Dan setiap orang menikmati musik itu dengan sebotol alkohol di tangan dan kepala mengangguk-angguk. Dan jarum jam menunjukan pukul 03:00, satu per satu orang dalam bangunan itu meninggalkan tempat itu bergegas istirahat dan memulai hari yang baru.

Di suatu kedai makanan, ada seorang anak kecil dengan tubuh yang tambun. Dia memesan sekotak makanan beserta air minum. Didapur kedai terlihat seorang koki yang mengambil daging ayam dari kotak pendingin dan menggoreng daging tersebut. Dengan waktu yang cepat makanan si anak ini sudah dapat disajikan. Dan begitu pula dengan minumannya. Minumannya ini lebih terlihat seperti cream, hanya saja memiliki suhu yang dingin. Hampir setiap hari anak kecil ini memesan makanan dan minuman di kedai ini. Di suatu waktu anak ini memesan makanan dan minuman yang sama,  belum lama menunggu anak ini jatuh tergeletak di lantai tanpa detak nadi.

Di suatu keluarga terdapat empat orang. Si ayah duduk depan televisi menyaksikan acara bola kesayangannya. Si ibu sibuk dengan handphonenya duduk disamping Si ayah tanpa peduli komentar Si ayah tentang acara bola tersebut. Si sulung sedang bercinta dengan komputer kesayangannya. Bunyi klik mouse berkali-kali menyuara di kamar itu. Terlihat mata si sulung terpana pada layar monitor komputer. Walau si ibu berkali-berkali memanggil dia untuk membeli pulsa dan bahkan untuk makan siang dan makan malam si anak ini tidak peduli. Dan Si bungsu sama seperti Si ibu. Dia bermain-main dengan handphone. Terlihat dia sedang aktif membuka situs youtube. Dia belajar dari dunia seberang tentang internet. Tanpa sengaja Si bungsu ini melihat komentar-komentar pada situs tersebut. Dia mendapatkan banyak bahasa baru dari komentar tersebut. Dan tiba-tiba listrik di rumah mati begitu juga wi-fi, Si bungsu ini berteriak F**K Off !!!

Begitu banyak budaya barat yang telah masuk di Indonesia. Sedikit yang sadar karena kurangnya edukasi  dan banyak juga yang sadar karena menganggap semua itu keren dan uptodate. Semua tertanam dalam mindset secara tidak sadar. Media perfilman dan musik merupakan senjata ampuh untuk membuat mindset bangsa Indonesia kehilangan jati dirinya. Perlahan-lahan kita dibuat untuk mengagumi film dan musik dari barat. Rasa akan kagum ini cenderung menimbulkan keinginan untuk serupa dengan artis idola. Dari cara berpakaian, cara berbicara, tingkah laku, semuanya di ikuti hingga melahirkan “bule lokal”. Yaitu orang Indonesia yang kebarat-baratan. Indonesia sudah merdeka dari penjajahan. Tetapi penjajahan tidak berarti konotasi. Penjajahan sekarang lebih tersistem, rapi, dan tidak transparan.