Ada berbagai risiko gangguan kesehatan akibat merokok yang sudah banyak diketahui. Salah satu yang mungkin jarang diketahui adalah penggumpalan darah pada perokok. Meski penggumpalan atau pembekuan darah adalah hal yang normal, tapi bisa terjadi gangguan kesehatan jika terjadi penggumpalan darah yang tidak normal. Namun, benarkah merokok menyebabkan penggumpalan darah yang tidak normal?

Proses rokok menyebabkan penggumpalan darah

Penggumpalan atau pembekuan darah merupakan respons dari tubuh ketika seseorang mengalami luka.  Secara cepat, darah membeku atau menggumpal untuk menghentikan pendarahan akibat luka tersebut. Meski demikian, penggumpalan darah bisa berlangsung tidak normal. Perokok merupakan satu dari golongan berisiko tinggi penggumpalan darah yang tidak normal.

Rokok telah terbukti merusak tubuh manusia. Kandungan rokok yang terdiri dari nikotin, tar, karbon monoksida, dan lainnya disebut berbahaya dan dapat menyebabkan penggumpalan darah di tubuh manusia.

Ketika masuk ke dalam tubuh, kandungan berbahaya dalam rokok tersebut membuat sel-sel darah lebih lengket dari biasanya. Kandungan tersebut juga merusak lapisan pembuluh darah.

Dengan begitu, darah akan sangat mudah menempel pada dinding yang akhirnya terbentuk gumpalan. Proses penggumpalan darah ini yang kemudian disebut dengan trombus.

Bila terjadi trombus, darah yang seharusnya mengalir ke organ-organ vital menjadi terhalang dan terbatas. Beberapa organ yang mungkin terkena dampak, seperti jantung, otak, kaki, bahkan hingga ke paru-paru.

Gejala-gejala saat terjadi penggumpalan darah

Penggumpalan darah terbagi ke dalam dua tipe. Bila terjadi di arteri, seperti di jantung atau otak, disebut gumpalan atau trombosis arterial. Tipe penggumpalan darah ini dapat menyebabkan stroke atau serangan jantung.

Seseorang yang memiliki kondisi ini perlu mendapatkan perawatan darurat, terutama bila merasakan gejala seperti, dada sakit, napas yang pendek, terkulai di bagian bawah wajah, atau secara tiba-tiba mengalami kelumpuhan di beberapa bagian tubuh.

Tipe yang kedua, yaitu bila penggumpalan darah yang terjadi di vena. Tipe ini memang terjadi dalam waktu yang sangat lambat, tetapi tetap saja mengancam penderitanya.

Kasus paling serius dalam penggumpalan darah di vena, yaitu bila terbentuk gumpalan darah pada kaki yang disebut deep vein thrombosis (DVT) atau trombosis vena dalam. Bila tidak diobati, penyakit tersebut dapat menyerang paru-paru, yang disebut dengan emboli paru.

Gejala yang dirasakan di tiap tipe penggumpalan darah berbeda-beda, tergantung dari lokasi terjadinya penggumpalan darah.

  • Tangan atau kaki

Pada kondisi ini, gejala yang dirasakan, seperti terjadi pembengkakan, rasa sakit, kaki atau tangan menjadi lembek, ada sensasi rasa hangat, atau perubahan warna kulit menjadi kemerahan.

  • Jantung

Penggumpalan darah di jantung dapat menyebabkan serangan jantung. Kondisi ini dapat menyebkan dada terasa sakit atau terasa berat, sakit kepala ringan, dan sesak napas. 

  • Perut

Gejala yang mungkin bisa dirasakan pada penggumpalan darah di bagian ini, seperti nyeri pada perut dan adanya pembengkakan. Namun, mesti diperhatikan pula bahwa tak selamanya gejala terebut disebabkan oleh penggumpalan darah. Bisa juga gejala tersebut terjadi karena adanya virus di perut atau keracunan makanan.

  • Otak

Penggumpalan di otak bisa mengakibatkan stroke. Gejala yang dirasakan, yaitu sakit kepala mendadak dan parah, berbarengan dengan gejala lainnya, yaitu kesulitan berbicara atau melihat secara tiba-tiba.

  • Paru-paru

Penggumpalan darah di paru-paru dikenal dengan emboli paru. Gejala pada kondisi ini diantaranya napas pendek secara tiba-tiba, sakit dada, atau detak jantung yang cepat. Masalah pernapasan seperti batuk darah juga menjadi salah satu gejalanya.Rokok dapat menyebabkan penggumpalan darah tidak normal yang menimbulkan gangguan kesehatan serius. Untuk menghindari hal tersebut, disarankan untuk segera berhenti merokok. Jika membutuhkan bantuan, anda dapat berkonsultasi ke dokter untuk cara berhenti merokok yang tepat untuk anda.

Source: hellosehat.com