Skandal penyalahgunaan data pengguna yang dilakukan Facebook mendorong pemerintah Jerman bersikap lebih tegas.

Menteri Kehakiman Jerman, Katarina Barley mengatakan pihaknya akan memperketat regulasi dan ancaman hukuman bagi Facebook.

Langkah tersebut ditempuh setelah pemerintah melakukan pertemuan dengan perwakilan Facebook. Menurutnya, pihak Facebook dalam pertemuan itu mengakui adanya pelanggaran privasi data pengguna di platform mereka.

“Facebook mengakui pelanggaran dan akses di masa lalu dan akan memberi jaminan bahwa hal itu tidak akan terjadi lagi,” ungkapnya seperti dilaporkan Reuters.

Namun menurutnya janji saja tidak cukup, sehingga pemerintah mengambil langkah lebih tegas. “Di masa depan, kita harus mengatur perusahaan seperti Facebook dengan lebih ketat,” imbuhnya.

Menurutnya pihak Facebook mengungkap sekitar 1 persen dari 300 ribu data pengguna yang dihimpun Cambridge Analytica berasal dari Eropa. Pihak Facebook sendiri tidak merinci berapa banyak diantara 1 persen tersebut yang berbasis di Jerman.

Sebelum pemerintah mengambil sikap, hasil survey terbaru majalah Jerman Focus menyebut hampir separuh pengguna Facebook disana mempertimbangkan untuk menutup akun mereka. Selain Facebook, sekitar 49 persen peserta survey abarnya juga berencana menutup akun media sosial seperti Instagram dan Twitter.

Perusahaan milik Mark Zuckerberg ini sebelumnya menjanjikan akan mengontak seluruh pengguna yang datanya disalahgunakan oleh Cambridge Analytica.

Selain Jerman, pemerintah Amerika Serikat dan Inggris dikabarkan juga akan meminta kesaksian CEO Mark Zuckerberg atas skandal pencurian 50 juta data pengguna Facebook sejak 2014 untuk kepentingan Pilpres AS.

 

 

Sumber: www.cnnindonesia.com