Artikel ini akan membahas salah satu agenda jangka panjang Elite Global, yakni Depopulasi Global. Perlu di garis bawahi bahwa Elite Global tidak punya motivasi untuk mengunggulkan suatu ras manusia, kelompok agama, atau pun suatu bangsa tertentu. Kalo toh di dalam The Protocol of Zion mereka mengatasnamakan sebagai bangsa Yahudi, merekalah yang dimaksud sebagai Yahudi palsu, yang diperintahkan dalam kitab suci untuk senantiasa dimusuhi. Mereka adalah kaum satanic alias musuh umat beragama yang sebenarnya. Mereka lah yang memecah kerukunan dan memecah persatuan manusia. Merekalah Al Masih-Ad Dajjal.

Jerat Halus Demokrasi

Program depopulasi adalah program pengurangan jumlah penduduk, dan bila didefinisikan lebih dramatis, ini adalah program pemusnahan umat manusia. Saat ini jumlah manusia diperkirakan ada sejumlah 7,2 Miliar jiwa. Para pakar teori konspirasi mengatakan bahwa jumlah ini terlalu banyak menurut Elite Global. Untuk itu perlu dirampingkan, dan idealnya jumlah penduduk dunia menurut mereka adalah 500 juta jiwa saja demi mewujud kan “Novus Ordo Seclorum”.

Strategi program ini dilakukan dengan sangat rapih, halus dan terselubung, hingga tidak dapat kita rasakan kalau sebenarnya program ini sudah dimulai dan sedang berjalan. Mereka mengusung falsafah kemerdekaan, persamaan dan persaudaraan untuk melancarkan misi “New World Order“, dimana ketiga falsafah itu lebih kita kenal dengan sebutan Demokrasi.

Banyak masyarakat terkecoh dengan istilah demokrasi. Tahukah anda bahwa demokrasilah yang merontokan persatuan, menghancurkan kemakmuran dunia, serta kebebasan individu yang sesungguhnya? Demokrasi memiliki efek yang mampu membingungkan para pemuka dan pemeluk agama di dunia. Well, kami akan bahas tema “Jerat Halus Demokrasi” ini lebih detail pada artikel yang lain kedepan.

Adapun misi dari program depopulasi yang dilaksanakan cukup banyak. Satu diantaranya telah kami jelaskan disini yakni dengan metode ilusi kelangkaan minyak bumi.

LGBT dan Program Depopulasi

 

Pada artikel ini kami akan membahas metode mereka yang lain, yakni menjadikan LGBT-Q (Lesbian, Gay, Bisex, Transgender, Queer) sebagai budaya yang legal bagi semua negara-negara di dunia. Untuk detail mengenai ke 5 definisi itu, silahkan anda googling sendiri yah!

 

LGBT-Q merupakan program depopulasi Elite Global sejak tahun 1920-an. Waktu itu nama porgram nya “Eugenics” yang di sponsori oleh John Davison Rockefeller Jr lewat Rockefeller Foundation. Ini adalah program perbaikan ras manusia dengan metode mengendalikan reproduksi manusia. Saat ini UN (PBB) telah membentuk badan khusus bernama UNFE (United Nation Free and Quality). Organisasi ini di bentuk dalam rangka memberikan dukungan kesetaraan, penghormatan, sekaligus mempromosikan LGBT-Q dengan dalih melindungi dan menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia.

Salah satu bukti PBB mempromosikan LGBT-Q secara terang-terangan adalah di terbitkannya perangko yang bertemakan LGBT-Q. Dari sini akhirnya UNDP (United Nation Developement Programs) mengeluarkan budget promosi LGBT-Q senilai $ 8.000.000 USD agar bisa tersebar diwilayah Asia termasuk Indonesia. Perkawinan sesama jenis tidak akan menghasilkan keturunan. Budaya ini juga akan melemahkan angkatan perang suatu negara.

Saat ini Indonesia sudah terkategori dalam darurat LGBT-Q. Dikalangan artis misalnya, mereka justru di promosikan secara masif oleh lembaga-lembaga penyiaran, di saksikan oleh jutaan anak Indonesia dan secara tidak langsung telah menjadi model percontohan perilaku masyarakat yang di anggap wajar-wajar saja.

LGBT-Q adalah agenda transformasi dunia dari PBB alias Elite Global menuju tahun 2030 yang dilaksanakan dengan sangat serius dan dengan dana yang melimpah. Program ini jelas bukan dalam rangka melindungi HAM, namun justru mempromosikan budaya menyimpang agar pertumbuhan manusia menurun demi mensukseskan program depopulasi.

PBB mempromosikan program ini dengan kemasan “For Sustainable Developement”. Sama seperti kata “Globalisasi” alias pasar bebas yang sebenarnya adalah penjajahan gaya baru. Targetnya membuat kebijakan elite dengan dalih sebagai kebijakan internasional untuk mengalahkan kebijakan nasional suatu negara.(www.melinweb.com)