Makan sambil berdiri terkadang jadi kebiasaan seseorang dengan mobilitas tinggi atau sedang terburu-buru. Biasanya hal ini dilakukan untuk menghemat waktu sehingga dapat melakukan beberapa aktivitas dalam satu waktu. Efeknya buat kesehatan tak akan terasa sekarang, tapi bisa saja di masa mendatang

Tidak jarang juga kebiasaan kurang baik ini harus dilakukan karena keadaan tertentu seperti menghadiri acara pesta pernikahan yang mengharuskan makan sambil berdiri. Beberapa acara formal lainnya juga ada yang mengusung ‘standing party’ sebagai konsep acaranya.

Meski dirasa lebih efisien, hal ini lebih baik tidak dijadikan kebiasaan. Pasalnya, kegiatan yang cukup sering dilakukan tanpa sadar ini ternyata dapat menimbulkan beberapa masalah kesehatan yang tidak kamu inginkan.

Ya, sering dianggap sepele, kebiasaan makan sambil berdiri mempunyai beberapa dampak buruk bagi kesehatan yang dapat membahayakanmu. Apa sajakah itu? Yuk, cek di bawah ini beberapa dampak buruk ketika kamu makan sambil berdiri.

1. Gangguan pencernaan.

Tahukah kamu jika postur tubuh saat menyantap makanan ternyata mempengaruhi proses pencernaan dalam tubuh. Nah, makan sambil berdiri dapat membuat makanan yang belum tercerna dengan baik langsung masuk dalam usus. Selain itu, kebiasaan ini juga membuat lambung mengosongkan isi perut terlalu cepat dari biasanya. Akibatnya, tekanan dalam usus akan meningkat sehingga seseorang dapat mengalami rasa tidak nyaman pada perut, rasa mual, dan kembung.

2. Mengonsumsi makanan dengan jumlah yang lebih banyak.

Seperti dibahas sebelumnya, makan sambil berdiri dapat membuat perut lebih cepat kosong. Hal ini dapat membuat seseorang tanpa sadar menambah jumlah porsi makannya karena merasa masih lapar.

Selain itu, posisi saat makan sambil berdiri akan membuat kamu merasa tidak nyaman dan tidak tenang untuk menikmati makanan. Hal ini berkaitan dengan hasil dari penelitian pada 2007 dan diterbitkan dalam Journal of Academy of Nutrition and Diabetics yang menunjukkan bahwa wanita yang makan dengan perlahan akan mengonsumsi total kalori yang lebih sedikit dibandingkan dengan wanita yang makan dengan lebih cepat dan terburu-buru.

3. Luka pada lambung.

Rasa perih pada lambung ternyata dapat terjadi karena kebiasaan buruk sehari-hari seperti makan sambil berdiri dan terburu-buru. Bukan tanpa sebab, makanan yang disantap terlalu cepat akan secara tiba-tiba mengalir ke bagian lambung tanpa proses pencernaan yang baik. Nah, biasanya makanan yang belum dicerna dengan sempurna ini akan menghasilkan butiran makanan yang tidak merata sehingga dapat menyebabkan luka pada dinding lambung dan memicu peradangan.

4. Perut kembung.

Kamu sering mengalami masalah perut kembung? Mungkin salah satu penyebabnya adalah kebiasaan makan sambil berdiri. Hal ini karena proses pencernaan dapat menjadi lebih cepat hingga 30% saat makan dalam posisi berdiri. Namun sayangnya, proses yang cepat ini tidak memberi waktu yang cukup bagi tubuh untuk menyerap nutrisi dengan baik dan justru memicu terbentuknya gas yang mengakibatkan perut kembung.

5. Tidak bisa menikmati kelezatan makanan.

Salah satu alasan makan sambil berdiri merupakan kebiasaan buruk yaitu karena membuat seseorang tidak dapat menikmati rasa dan makanan yang sedang dikonsumsi. Meski terlihat sepele, menghindari makan sambil berdiri dapat memberi manfaat bagi tubuh.

Makan dengan posisi berdiri akan membuatmu kurang fokus sehingga akan mengurangi kepuasan terhadap apa yang sedang dikonsumsi saat itu. Padahal rasa kepuasan yang tinggi saat makan sudah terbukti dapat membantu seseorang mengontrol berat badan dan mencegah mengalami kenaikan berat badan.

6. Kanker saluran esofagus

Makan sambil berdiri dapat menyebabkan sel sel kerongkongan akan timbul iritasi dan infeksi. Kondisi ini dapat mempercepat pertumbuhan sel abnormal yang berpotensi menjadi sel kanker aktif pada saluran esofagus.

7. Gangguan pada saraf otak kesepuluh

Membiasakan diri makan sambil berdiri dapat menyebabkan makanan yang masuk lewat kerongkongan akan langsung berajalan dengan kasar menuju pencernaan, Sehingga dapat menyebabkan disfungsi saraf kronis pada saraf otak kesepuluh dan memicu denyut jantung menjadi kacau.

Sumber: www.brilio.net, www.halosehat.com