Tahap wawancara kerja jadi tahap yang menentukan bagi para pencari kerja. Kesempatan ini akan digunakan perusahaan untuk mengetahui calon pekerja yang akan direkrut. Sedangkan bagi pencari kerja, tahap ini jadi kesempatan mereka untuk merepresentasikan diri sebaik mungkin. 

Wawancara tak hanya urusan bisa tidaknya menjawab pertanyaan, tetapi juga penampilan. Rapi dan sopan kerap menjadi persyaratan mendasar. Namun, editor sekaligus pemimpin redaksi Vogue, Anna Wintour, punya tips berbeda.

“Kadang rasanya mereka [para pencari kerja] mengenakan pakaian yang baru mereka beli pagi tadi atau mungkin semalam. Dan terkadang rasanya tak cocok dengan kepribadian mereka,” ujar Wintour mengutip Huffington Post.


Menurut Wintour, satu hal yang harus diingat saat wawancara kerja adalah bahwa perusahaan tidak merekrut gaya berpenampilan anda. “Pakaian anda tidak akan memberi pengaruh apapun untuk pekerjaan,” ujarnya.


Wintour tak menyebut jenis busana atau siluet yang tepat untuk dikenakan saat wawancara kerja. Namun, dia teringat akan salah satu calon pekerja yang pernah diwawancarainya.

“Saya ingat pria muda yang datang mengenakan gaun dan tas tangan. Saya memberinya pekerjaan saat itu juga. Anda harus berpakaian untuk diri anda,” ujar Wintour.

Berdandan dengan memperlihatkan karakter diri sesungguhnya, kata Wintour, berlaku untuk lapangan pekerjaan apa pun. Menghadiri wawanacara kerja bukan berarti ‘memalsukan’ diri sendiri.
Selain pakaian, anda juga harus memerhatikan pemakaian parfum. Laurel Pantin, editorial fesyen di Coveteur, mengatakan bahwa selain busana, seseorang perlu memerhatikan aroma tubuh saat wawancara kerja.

Beberapa pencari kerja, kata Pantin, kerap menggunakan parfum dalam jumlah yang terlalu banyak hingga mengganggu. 

“Saya pikir banyak orang punya aroma favorit yang sangat berat. Saya menemukan ini sangat mengganggu,” kata Pantin(cnnindonesia.com)