Kopi adalah minuman semua bangsa. Meski begitu, para penikmat kopi terbagi lagi dari beberapa tipe-tipe yang rupa-rupa warnanya. Kopi itu personal, maka tiap-tiap orang memiliki cara mereka sendiri dalam menikmatinya, ada yang menyukain cara seduh manual, ada yang menyukai cara seduh otomatis, ada yang menyukai kopi dengan gula, ada juga yang menyukai kopi dengan susu. Apapun kopinya dan bagaimanapun cara menikmatinya, setiap orang tetap disatukan dalam satu kata: kopi. Berdasarkan perbedaan inilah kami akan memaparkan 8 tipe peminum kopi berdasarkan pengamatan personal kami. Berikut tipe-tipenya.

Pecandu Kafein

Peminum kopi yang satu ini tak peduli soal rasa kopi yang diteguknya. Buat mereka kopi berfungsi untuk membuat semangat dan menghilangkan rasa kantuk. Yang mereka butuhkan dari secangkir kopi adalah efek dari kafeinnya, bukan yang lain. Pecandu kafein menganggap kopi sebagai minuman yang fungsional. Kopi yang baik adalah yang berkafein tinggi. Sekian.

The Social Drinker

Para social drinker kerap berkata “ngopi yuk!” tanpa benar-benar minum kopi pada saat mereka tiba di kedai kopi. Buat mereka kopi adalah minuman pas untuk bersosialisasi bersama kolega dan teman-teman. Tak melulu memesan kopi pada saat “ngopi”, para social drinker biasanya asik-asik saja jika bergabung dengan para penikmat kopi sejati di kedai kopi manapun. Mereka juga biasanya kurang tahu tentang seluk belum kopi. Tak apa, karena buat mereka ngopi tak selalu tentang minum kopi.

Pemburu Latte Art

Buat mereka “kopi yang baik adalah kopi dengan latte art paling fancy”. Kopi tanpa latte art adalah kopi yang tak membuat mereka bahagia. Apapun ceritanya, saat duduk di kedai kopi, peminum kopi jenis ini akan memesan café latte atau cappuccino beserta keindahan art di permukaan cangkir. Mereka akan berusaha menjaga latte art tak rusak (kalau bisa) hingga tetes terakhir dengan meminumnya perlahan-lahan. Oh iya, mereka juga tak lupa mengabadikan ‘karya seni’ para barista ini ke sosial media.

Frappuccino Fanatik

Bagi para peminum kopi jenis ini sebenarnya mereka hanya melibatkan sedikit unsur kopi saja di dalam minuman yang dipesannya. Mereka adalah manusia-manusia bahagia yang gemar nongkrong di kedai kopi dan meminum milkshake (or iced coffee blended) untuk peredam bahagia. Jangan sekali-kali bicara soal kopi hitam dan coffee culture dengan mereka. Tujuan mereka cuma satu: minum kopi dingin yang manis sambil menikmati suasana seru kedai kopi.

Peminum Kopi Instan

Mereka tak peduli soal manual brew atau manfaat kopi bagi tubuh. Untuk mereka kopi yang terbaik adalah kopi yang enak, mudah disajikan dan harganya ramah untuk kantong. Semakin gampang dibuat, semakin nikmatlah kopi tersebut. Mereka tak suka menunggu untuk secangkir kopi. Pun tak suka berlama-lama nongkrong di kedai kopi. Prinsip mereka jika bisa menikmati kopi cepat, nikmat, murah kenapa harus repot?

The Coffee Snob

Mereka tahu benar kopi apa yang mereka mau. Mereka kerap tak mau mengunjungi kedai kopi popular. Mereka lebih memilih datang ke independent coffee shop atau kedai-kedai kopi lokal artisan. Meneguk kopi instan bagi mereka adalah dosa. Pun mencampurkan gula ke dalam kopi adalah big no-no. Mereka hanya meminum biji kopi arabika terbaik dari single origin yang eksotik. Oh iya, espresso tanpa krema bukanlah espresso buat mereka.

Penikmat Kopi Tradisional

Tak peduli kopi kultur berkembang sedemikian gilanya, buat peminum kopi tradisional kopi yang diseduh dengan air panas mendidih lalu dituang di atas bubuk kopi adalah yang terbaik. Ya, kopi tubruk yang arif, sederhana dan telah dinikmati secara turun temurun tak dapat digantikan oleh kemilau kedai kopi modern yang menyuguhkan kenyamanan. Buat mereka kopi yang dinikmati di warung-warung atau diseduh ibu di rumah adalah yang paling nikmat.

Manual Brew Big Fan

Kopi yang paling nikmat adalah kopi yang sudah memberi bahagia bahkan ketika belum sampai ke tegukan. Peminum kopi yang satu ini menikmati sekali proses menyeduh kopi secara manual yang tak bisa dilakukan secara instan. Minum kopi buat mereka adalah ritual, bukan pelepas dahaga. Mereka menikmati tiap langkah proses menyeduh kopi. Mulai dari menimbang biji, menggiling bijinya, menyeduhnya di atas timbangan dan semuanya perlu ketepatan dan akuransi yang tak bisa salah. Manual brew big fans tidak menerima apapun masuk ke dalam kopi karena mereka menemukan sendiri catatan-catatan unik dari kopi yang mereka seduh.

Sumber: www.majalah.ottencoffee.co.id